Written By lesbumi on Senin, 05 Oktober 2020 | 09.30


ZIARAH KE MAKAM WALI ALLAH II

Sekarang kita lanjut ke pembahasan masalah tabbaruk ke makam wali-wali Allah yang udah wafat.

Al-qur an tidakpernah  menafikan tentang berkah.

Di dalam al-Quran banyak disebutkan kalimat ‘berkah’ dengan berbagai macam kalimat bentukannya. Ini menunjukkan bahwa ada banyak sosok maupun tempat yang diberkahi oleh Allah. diantaranya:

وجعلني مباركا أين ما كنت وأوصاني بالصلاة والزكاة ما دمت حيا

Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup (surah Al-Maryam ayat 31)

وجعلنا بينهم وبين القرى التي باركنا فيها قرى ظاهرة

Dan Kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri (Yaman) yang Kami limpahkan berkat kepadanya (surah Saba’ Ayat 18)

 

Nabi Ya’qub As juga pernah mengambil berkahnya baju nya nabi yusuf As ketika ditimpa penyakit tak bisa melihat lantaran lama berpisah dengan putranya, Nabi Yusuf. Untuk mengobatinya ternyata Nabi Ya’qub maupun Nabi Yusuf tidak langsung berdoa kepada Allah, dan Allah juga kuasa jika langsung menyembuhkannya. Namun kesembuhan itu melalui proses ‘berkah’ sebagaimana diabadikan dalam al-Quran:

اذهبوا بقميصي هذا فألقوه على وجه أبي يأت بصيرا

Pergilah kamu dengan membawa baju gamisku ini, lalu letakkanlah dia ke wajah ayahku, nanti ia akan melihat kembali (surah yusuf)

 

Mencari Berkah lewat ludah nya Rosululloh

قال فوالله مَا تنخم رسول اللَّه صلى الله عليه وسلم نخامة إلا وقعت فى كف رجل منهم فدلك بها وجهه وجلده

Demi Allah Setiap Rasulullah berdahak, pasti dahak beliau jatuh ke tangan salah seorang sahabat, lalu ia gosokkan ke wajah dan kulitnya. (HR Bukhari)

 

Dalam masalah ini Imam Bukhari membuat Bab Khusus dari benda-benda peninggalan Rasulullah yang dicari berkahnya oleh para Sahabat, bahkan para Khalifah yang mendapat jaminan masuk surga.

باب ما ذكر من درع النبى صلى الله عليه وسلم وعصاه وسيفه وقدحه وخاتمه وما استعمل الخلفاء بعده من ذلك مما لم يذكر قسمته ومن شعره ونعله وآنيته مما يتبرك أصحابه وغيرهم بعد وفاته

Bab Yang Menyebutkan Tentang Baju Perang Nabi Saw, Tongkatnya, Pedangnya, Tempat Minumnya Dan Cincinnya, Dan Yang Dipakai Oleh Para Khalifah Setelah Beliau, Yang Terdiri Dari Hal-Hal Yang Tidak Disebut Pembagiannya, Juga Tentang Rambut Nabi, Sandalnya Dan Wadah Makanannya, Yang Berupa Benda-Benda Yang Dicari Berkahnya Oleh Para Sahabat Dan Lainnya Setelah Wafatnya Nabi (HR Bukhari)

 

Ummu salamah mengambil berkah rambut nabi setelah nabi wafat

 

أرسلنى أهلى إلى أم سلمة بقدح من ماء وقبض إسرائيل ثلاث أصابع من فضة فيه شعر من شعر النبى  صلى الله عليه وسلم  وكان إذا أصاب الإنسان عين أو شىْء بعث إليها مخضبه فاطلعت فى الجلجل فرأيت شعرات حمرا

Ummi Salamah memiliki rambut Rasulullah Saw. Jika orang yang terkena penyakit, maka mendatang Ummi Salamah dengan membawa wadah (untuk mengobati). dan saya melihat di dalamnya ada beberapa rambut merah” (HR Bukhari)

 

Mengambil berkah tidak harus dengan nabi dan peninggalan nabi,tapi juga boleh dengan penerus nya para nabi yaitu Ulama. Sesuai dengan hadis nabi yang masyhur di kalangan masyrakat

العلماء ورثة الأنبياء

Ulama adalah pewaris para nabi

 

Mengambil berkah ini umum mau siapa pun orang nya yang penting orang sholeh sesuai hadis nya rosululloh yang di riwayat kan oleh ibnu hibban

عن ابن عباس رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم البركة مع أكابركم  رواه ابن حبان

Berkah Allah bersama orang-orang besar di antara kamu

 

Al-Imam al-Munawi menjelaskan dalam Faidh al-Qadir, bahwa hadits tersebut mendorong kita mencari berkah Allah subhanahu wa ta’ala dari orang-orang besar dengan memuliakan dan mengagungkan mereka. Orang besar di sini bisa dalam artian besar ilmunya seperti para ulama, atau kesalehannya seperti orang-orang saleh. Bisa pula, besar dalam segi usia, seperti orang-orang yang lebih tua.

 

Apakah mencari berkah di makam para ulama gak boleh..?

Boleh bahkan sangat di anjurkan imam syafii ketika punya hajat pergi ke makam nya imam abu hanifah dan berdoa disana

 

عَنْ عَلِيِّ بْنِ مَيْمُوْنٍ قَالَ سَمِعْتُ الشَّافِعِيَّ يَقُوْلُ اِنِّي َلأَتَبَرَّكُ بِأَبِي حَنِيْفَةَ وَأَجِيْءُ إِلَى قَبْرِهِ فِي كُلِّ يَوْمٍ يَعْنِي زَائِرًا فَإِذَا عُرِضَتْ لِي حَاجَةٌ صَلَّيْتُ رَكْعَتَيْنِ وَجِئْتُ إِلَى قَبْرِهِ وَسَأَلْتُ اللهَ تَعَالَى الْحَاجَةَ عِنْدَهَ فَمَا تَبْعُدُ عَنِّي حَتَّى تُقْضَى

Dari Ali bin Maimun, ia berkata: Saya mendengar imam Syafi'i berkata bahwa: Saya mencari berkah dengan mendatangi makam Abu Hanifah setiap hari. Jika saya memiliki hajat maka saya salat dua rakaat dan saya mendatangi makam Abu Hanifah. Saya meminta kepada Allah di dekat makam Abu Hanifah. Tidak lama kemudian hajat saya dikabulkan (addurotul furodhah syarah burdah)

 

Al imam ibnu hajar pernah di tanya masalah ziarah kubur ke makam nya para wali-wali allah

فأجاب بقوله زيارة قبور الاولياءقربة مستحبة وكذا الرحلة اليها

Maka beliau menjawab ziarah kubur ke makam wali-wali allah untuk mendekatkan diri kepada allah di sunahkan begitu juga melakukan perjalanan ke makam wali-wali allah (al-fatawa al-kubra al-fiqhiyah juz II)

 

Dari sini kita udah jelas hukum ziarah kubur,mengambil berkah di makam para kekasih allah….

والله اعلم بالصوب

Penulis : Choirul Anam As-Zaheery

Pengajar Daruts Tsaqofah

 

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : NU | GP. ANSOR | PP Muslimat NU
Copyright © 2011. LESBUMI NU TARAKAN - All Rights Reserved
Dukungan MUI dan Kota Tarakan
Proudly powered by Blogger
}); //]]>