Ziaroh Ke Makam Wali Allah
Bagi kalangan mayoritas umat Islam Indonesia, berziarah ke makam para wali merupakan tradisi yang sangat digemari. Mereka rela meluangkan waktu, mengeluarkan biaya, dan menempuh perjalanan yang jauh guna memanjatkan doa dan mengharap berkah dari para kekasih Allah subhanahu wata’ala tersebut.
Karenanya, tidak mengherankan jika makam-makam itu selalu penuh dengan peziarah. Mereka datang dan pergi silih berganti.
Akan tetapi, ada sebagian orang yang tidak mengikuti tradisi ini, bahkan cenderung menyalahkannya. Mereka berasumsi bahwa ziarah wali merupakan perbuatan haram, karena mengandung kemusyrikan. Mereka menganggap, ziarah wali berarti meminta kepada orang yang sudah mati agar diberi keberkahan hidup dan dijauhkan dari segala musibah.
Lalu, bagaimanakah pendapat para ulama tentang hukum ziarah wali?
Sebelum kita bahas lebih jauh marilah kita bahas ziarah kubur itu dulu hukum nya gmna..?
Dulu rosululloah saw pernah melarang ziarah kubur,tapi larangan tsb di ubah menjadi suatu perbuatan yang di perbolehkan.
كنت نهيتكم عن زيارة القبور فزوروها
Dulu saya melarang kalian untuk berziarah kubur,tapi sekarang berziarah lah (HR. Muslim)
Ziarah kubur juga di lakukan oleh rosululloh saw,hal ini beliau lakukan setelah malaikat jibril menemui beliau seraya berkata.
إن ربك يأمرك أن تأتي أهل البقيع فتستغفر لهم
Tuhanmu memerintahkanmu agar
mendatangi ahli kubur baqi’ agar engkau memintakan ampunan buat mereka (HR. Muslim)
Berdasarkan hadis di atas ziarah kubur adalah hal yang diperbolehkan bahkan tergolong sunnah.
Bahkan melaksanakan ziarah kubur ini telah disepakati oleh seluruh mazdhab umat islam. Hal ini seperti disampaikan dalam kitab Hujjah Ahlissunnah Wal Jama’ah karya nya KH Ali Maksum Krapyak:
زيارة القبور تجيزها مذاهب المسلمين كلها
Ziarah kubur diperbolehkan oleh seluruh mazhab umat islam
Maka dapat disimpulkan bahwa praktek ziarah kubur merupakan salah satu ajaran agama Islam yang secara tegas dianjurkan oleh syariat.
Sekarang kita lanjut ke pembahasan masalah tabbaruk ke makam wali-wali Allah yang udah wafat.
Lanjut pembahasan yang ke II
Penulis :
Choirul Anam As-Zahiri pengajar TPQ Daruts Tsaqofah Tarakan
Posting Komentar