Mengucapkan Selamat Hari Kelahiran Isa Al Masih as sebagaimana Allah telah mengizinkan Nabi-Nya itu memuliakan hari lahirnya sendiri dan perkataan beliau sewaktu masih bayi di abadikan dalam Al Qur'an :
وَالسَّلَامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ وَيَوْمَ اَمُوْتُ وَيَوْمَ اُبْعَثُ حَيًّا (٣٣
"Dan Salam Sejahtera ke atasku pada hari kelahiranku, pada hari wafatku, dan pada hari aku di bangkitkan kelak" { QS. Maryam : 33 }
Salam Sejahtera, Salam Rindu, Salam Hormat dan Salam Cinta kami untukmu wahai Ruhullah, wahai Nabiyullah Isa Al Masih as pada hari lahirmu, pada hari wafatmu kelak dan pada hari bangkitmu nanti.
Dalam hal pengucapan Selamat Natal, mengikuti fatwa Jumhur (Mayoritas) Ulama Besar di Timur Tengah yang membolehkannya, di antaranya adalah : Syeikh Dr. Abdus Sattar Fathullah Sa’id (Ulama Tafsir dan Ilmu-Ilmu Al Qur’an dari Universitas Al Azhar Mesir), Syeikh Dr. Muhammad Sayyid Dasuki (Ulama Syari’ah dari Universitas Qatar), Ustadz Musthafa Az Zarqo, Ayatullah Khomeini, Ayatullah Ali Khamenei, Syeikh Muhammad Rasyid Ridho, Syeikh Yusuf Al Qaradhawi, dll.
Mengucapkan Selamat Natal baik secara lisan maupun dengan media lain seperti kartu ucapan, dll bukan hanya Mubah (Dibolehkan) tetapi juga perlu dan bahkan di anjurkan oleh para Ulama di atas, khususnya apabila kita memiliki keluarga, teman, tetangga, rekan kerja dan orang-orang di sekitar kita yang Kristiani, apalagi bila kita selalu menerima ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha dari mereka, maka hukumnya adalah seperti yang tertulis pada QS. An Nisaa : 86
Firman Allah swt
وإذا حييتم بتحية فحيوا بأحسن منها أو ردوها إن الله كان على كل شيء حسيبا
“Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, Maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu dengan yang serupa. Sesungguhnya Allah Maha Memperhitungkan segala sesuatu.”
{ QS. An Nisaa : 86 }
Bentuk Pengucapan yang dibolehkan dalam Islam adalah yang tidak menampilkan simbol Salib, karena Islam tegas menolak cerita itu dan Islam hadir justru untuk meluruskannya.
Mubah (Dibolehkan) juga untuk menerima berbagai hadiah dari rekan-rekan Kristiani baik dalam rangka Natal ataupun moment lainnya sebagaimana Nabi Muhammad saw telah menerima berbagai hadiah dari Al Muqauqis Raja Kristen Koptik Mesir dan Raja-Raja Non Muslim lainnya tentunya dengan persyaratan bahwa hadiah itu bukan hal-hal yang sifatnya Haram seperti Khamr (Minuman Keras), Khinzir (Daging Babi) dan lainnya.
Walaupun ucapan Selamat Natal dipahami berbeda oleh Saudara2ku dari kalangan Kristiani karena tuntutan keyakinannya, namun ketika kita mengucapkan Selamat Natal (Milad / Hari Lahirnya Isa Al Masih as) tentunya adalah Selamat Natal yang Qur'ani (meminjam istilah Al Habib Sayyid Prof.Dr. Quraisy Shihab) artinya Selamat Natal yang sesuai dengan perspektif Al Qur'an yaitu hari lahirnya Isa Al Masih as sebagai seorang hamba Allah yang diberkati dengan anugerah kenabian dan Kitab Injil (QS. Maryam : 30 - 33) bukan sebagai Tuhan atau Putra Tuhan.
Mengucapkan Selamat Natal tidak harus menunggu kejelasan mana tanggal lahir beliau as yang sebenarnya karena Al Qur'an sendiri tidak menyebutkannya. Namun jelas dan tegas Al Qur'an mengabadikan peristiwa kelahiran (Natal) Nabi Isa Al Masih as yang penuh dengan Mukjizat itu dalam sebuah Surah khusus yang dinamakan dengan nama ibunda Isa Al Masih as yaitu Surah Maryam.
Seorang Muslim adalah seorang yang beriman kepada semua Nabi Allah tanpa membeda bedakannya termasuk kepada Ruhullah Isa Al Masih as. Saya mengucapkan Selamat Natal karena hormat takzim dan cinta saya kepada Isa Al Masih as yang melalui lisannya yang suci telah mengabarkan kedatangan Ahmad (Muhammad saw). Kita juga merayakan Maulid Nabi Muhammad saw (Hari Lahirnya Nabi Muhammad saw) walaupun sampai saat ini belum ada kata sepakat dari para Ulama dan Ahli Sejarah Islam, kapan pastinya tanggal lahir Nabi saw yang sebenarnya.
Posting Komentar