Home » » Arti dan Makna dari Sholawat Turi Turi Putih

Arti dan Makna dari Sholawat Turi Turi Putih

Written By lesbumi on Senin, 12 Desember 2016 | 08.07

Makna Sholawat Turi Putih - Sholawat adalah hal yang
dapat menyejukkan hati kita serta bisa menambah keimanan
kita kepada Nabi Muhammad SAW. Karena dengan Sholawat
ini kita kelak bisa mendapat syafaatnya di yaumul akhir. Berbicara
mengenai sholawat, ada sholawat jawa kuno dulu yang jika kita
ambil maknanya, maka kita akan lebih paham apa artinya nilai
kehidupan itu. Kita bisa menambah ilmu dari kita mandalami apa
yang terkandung didalamnya, salah satu syiiran jawa yang terkenal
adalah turi putih. Sholawat ini tentu bisa kita teliti apa yang makna
dalam kenyataanya sekarang. Berikut ulasanya
Makna Lirik Turi Putih
Turi Putih

Turi Putih, Turi Putih
Ditandur Ing Kebon Agung
Ana Cleret Tibo Nyemplung
Mbok Iro Kembange Opo 3x

Wetan Kali, Kulon Kali 2x
Tengah Tengah Tanduran Pari
Saiki Ngaji Sesok Yo Ngaji
Iku Manut Poro Kyai 2x

Tandurane Tandurane Kembang
Kembang Kenongo Neng Jero Guwo
Tumpak Ane Kereto Jowo
Rodo Papat Rupo Manungso 2x
Terjemahan :
TURI-TURI PUTIH
Turi, artinya tak aturi: (saya kasih tahu).
Putih itu simbolisme dari kain kafan/ pocongan:
orang mati yang
dibungkus dengan kain kafan (kain mori warna putih).
Arti selengkapnya: Saya kasih tahu, bahwa kelak
manusia itu akan mati.
DITANDUR NING KEBUN AGUNG: di tanam di kebon agung,
Artinya mati di kubur di sebuah makam.
CUMLERET TIBA NYEMPLUNG:
Sebuah gambaran dari orang mati yang sedang dimasukkan dalam
kuburan waktunya cepat seperti kilat jatuh
GUMLUNDUNG KEMBANGE APA
Maksudnya, setelah orang yang mati itu selesai dikubur, maka
kemudian akan diberi pertanyaan oleh malaikat soal amal perbuatannya.
MBOK IRA
MBOK IRA
MBOK IRA
KEMBANGE APA?
Mbok iro, adalah simbol manusia yang sudah meninggal,
selalu akan ditanya:
Amal apa yang sudah Kamu diperbuat?
Bekal apa yang akan kamu dibawa?
Begitulah, makna yang bisa diambil dari lagu tersebut. Namun,
pada perkembangannya, sudah dimunculkan jawaban-jawabannya.
Misalnya adalah lirik tambahan yang bukan karya kanjeng sunan, seperti:
Mbok kira mbok kira mbok kira kembange apa?
Kembang-kembang m’lathi
Kembang m’lathi dironce-ronce
(Orang mati pada kelihatannya (biasanya) adalah membawa bunga
melati yang dirangkai, dikalungkan pada peti jenazah.
Namun bukan itu yang sebenarnya yang dikehendaki Kanjeng sunan giri.
Tetapi amal ketika hidup.
Maka lirik tambahan selanjutnya adalah:
Sing kene setengah mati
Sing kana ‘ra piye piye
Yang ada di sini (di dunia) susah setengah mati, tetapi yang di sana
tidak ada apa-apa.
Ini adalah pandangan mata manusia pada umumnya.
Bagi mereka yang mau belajar dan mencari hikmah, justru hidup di
dunia ini adalah kesusahan dalam rangka mempersiapkan amal kelak
meninggal. Jika itu bisa dilakukan, maka benar adanya di sana dia tidak
ada masalah yang berarti (sing kana ra piye piye) tetapi jika tidak ada
amal, justru kehidupan di sanalah yang akan susah setengah mati.
Manusia lupa, bahwa dikubur siksanya setengah mati, tapi mereka
hidup Ra piye-piye tidak melakukan tindakan dan amalan yang baik
untuk bekal di alam kubur nanti.
Sebaik-baiknya peringatan adalah kematian.
*Shalawat Badar
*Turi-Turi putih
Reff.
Kembang mlati kembang mlati
Kembang mlati dironce-ronce
Ana kuburan setengah mati
Sing urip ora piye-piye
Kembang Kenanga kembang semboja
Disebar duwur kuburan
Dadi manungsa enggal tobato
Bali marang pengeran
Kembang puring kembang lancur
Ditandur sanding maisan
Sapa sing eling bakale mujur
Nikmat suwarga tanpa watesan

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : NU | GP. ANSOR | PP Muslimat NU
Copyright © 2011. LESBUMI NU TARAKAN - All Rights Reserved
Dukungan MUI dan Kota Tarakan
Proudly powered by Blogger
}); //]]>