Home » »

Written By lesbumi on Rabu, 21 Oktober 2020 | 08.42

  


 

 

MAULID NABI

Sekilas Tentang Rosululloh Saw

 

Di Dalam salah satu ayat Al-Qur’an,Surah Al-Ahzab Ayat 21 Allah menegaskan bahwa dalam diri Nabi Muhammad terdapat suri teladan yang baik (uswah hasanah).

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah Saw itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah

Maka dari itu setiap Muslim harus mengetahui kisah hidup atau biografi Rosululloh Saw agar bisa meneladaninya dengan baik dan benar.

Rosululloh Saw adalah nabi dan rasul terakhir yang ditugaskan Allah untuk Menyampaikan risalahnya kepada umat manusia. Agama Islam yang dibawa Rosululloh Saw adalah penyempurna dari agama yang dibawa Para Nabi Dan Rasul terdahulu. Beliau menyebarkan agama Islam kepada umatnya dengan penuh perjuangan.

Rosululloh Saw mengalami hidup yang berliku meski menjadi manusia yang istimewa. Terlebih ketika menyebarkan ajaran Islam. Beliau menghadapi berbagai macam rintangan, tantangan, penolakan, halangan, dan bahkan upaya pembunuhan. Kendati demikian, beliau menghadapi itu semua dengan penuh kasih sayang. Karena Rosululloh Saw diutus Allah ke dunia itu, tidak lain dan tidak bukan, adalah sebagai rahmat bagi alam semesta Tanpa terkecuali satu makhluk pun.

Kemuliaan Rosululloh Saw seperti cahaya yang menerangi benda-benda di sekelilingnya. Dia-lah al-Musthafa (yang dipilih oleh Allah) menjadi kekasih dan utusan di bumi. Mengangkat derajat kaum lemah, melepaskan belenggu kemusyrikan, dan membawa ajaran rahmat bagi seluruh alam.

Karna sebab beliaulah ummatnya menjadi ummat yang terbaik dibandingkan dengan umat-umat terdahulu. Pernyataan ini secara jelas disebutkan dalam al-Qur’an

 

كُنْتُمْ خَيْرَ أمة أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (Ali Imran: 110)

 

Kelahiran Rosululloh Saw

Sudah masyhur dikalangan kaum Muslim bahwa Rosululloh Saw. dilahirkan pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awal. Semua ulama sepakat bahwa Nabi Saw, dilahirkan pada hari Senin bulan Rabiul Awal. Namun mereka berbeda pendapat terkait tanggal kelahiran Rosululloh Saw. Seperti yang terangkan dalam kitab Lathaiful Ma’arif  karya nya Ibnu Rajab al-Hanbali

 

والجمهور على انه يوم معين منه ثم اختلفوا فقيل لليلتين خلتا منه وقيل لثمان خلت منه وقيل لعشر وقيل لاثنتي عشرة وقيل لسبع عشرة وقيل لثمانى عشرة وقيل لثمان بقين منه وقيل ان هذين القولين غير صحيحين عمن حكيا عنه بالكلية والمشهور الذي عليه الجمهور انه ولد يوم الاثنين ثاني عشر ربيع الاول وهو قول ابن اسحاق وغيره

Ada yang mengatakan tanggal 10,12,17,18 tapi yang paling masyhur dan yang paling kuat yaitu tanggal 12 Robiul Awwal. Dan ini pendapat nya Ibnu Ishaq dan Ulama lain nya.

 

Demikian khilafiyah atau perbedaan pendapat ulama terkait tanggal kelahiran Rosululloh Saw. Namun dari semua pendapat di atas, yang paling sahih dan diikuti oleh kabanyakan ulama adalah pendapat pertama, yaitu Rosululloh Saw. dilahirkan pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awal. Hal ini karena berdasarkan hadis riwayat Ibnu Abi Syaibah dari Jabir dan Ibnu Abbas, mereka berdua berkata:

وُلِدَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَ الْفِيْلِ يَوْمَ الْاِثْنَيْنِ اَلثَّانِيَ عَشَرَ مِنْ شَهْرِ رَبِيْعِ الْأَوَّلِ وَفِيْهِ بُعِثَ وَفِيْهِ عُرِجَ بِهِ إِلَى السَّمَاءِ وَفِيْهِ هَاجَرَ وَفِيْهِ مَاتَ

Rasulullah Saw. dilahirkan pada tahun Gajah, hari Senin, tanggal 12 Rabiul Awal. Pada hari itu, Nabi Saw. diutus, pada hari itu Nabi Saw. mi’raj ke langit, pada hari itu Nabi Saw. hijrah dan pada hari itu Nabi Saw. wafat.

Riwayat di atas diperkuat dengan perkataan Qays bin Makhramah ra yang didapat dari kakeknya


وُلِدْتُ أَنَا وَرَسُولُ اللَّهِ عَامَ الْفِيلِ

“Aku dan Rasulullah dilahirkan pada Tahun Gajah.” (HR. Imam Tirmidzi)

 

Sejarah Maulid Nabi

Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang dilakukan oleh umat Islam pada bulan Rabiul Awwal hampir semua belahan dunia Islam, termasuk di Indonesia.  Tradisi ini ada dan tetap lestari sebagai bentuk ekspresi kecintaan, rasa syukur dan suka cita atas kelahiran Rosululloh Saw yang merupakan utusan terakhir yang mengemban rahmat bagi semesta alam.

Jelasnya, perayaan maulid merupakan bentuk syiar Islam yang tentunya bersifat ijtihadi, kreasi umat Islam, dan bersifat mubah. Meskipun tata cara perayaannya berbeda, namun esensi dari peringatan tetap sama, yaitu gembira dan bersyukur atas kelahiran Rasulullah yang merupakan sebuah anugerah Allah yang patut senantiasa kita syukuri.

Beberapa kitab klasik menerangkan orang yang pertama kali merayakan maulid secara formalitas. Imam As-Suyuthi dalam kitab “al-Hawi Lil Fatawi menjelaskannya secara gamblang:

وَأَوَّلُ مَنْ أَحْدَثَ فِعْلَ ذَلِكَ صَاحِبُ إِرْبِلَ المَلِكُ المُظَفَّرُ أَبُوْ سَعِيْدٍ كُوْكُبُرِيْ بْنُ زَيْنِ الدِيْنِ عَلِيِّ بْنِ بُكْتِكِيْنَ أَحَدُ المُلُوْكِ الأَمْجَادِ وَالكُبَرَاءِ الأَجْوَادِ وَكَانَ لَهُ آثَارٌ حَسَنَةٌ وَهُوَ الَّذِيْ عَمَّرَ الجَامِعَ المُظَفَّرِيَّ بِسَفْحِ قَاسِيُوْنَ

Orang yang pertama kali mengadakan hal demikian (maulid nabi) adalah penguasa Irbil, yaitu Raja Mudhaffar Abu Sa’id Ku kuburi bin Zainuddin Ali bin Buktikin, salah seorang raja yang mulia, agung, dan dermawan. Dia juga memiliki rekam jejak yang bagus dan beliaulah yang meneruskan pembangunan Masjid Al-Mudhaffari di kaki Gunung Qasiyun

Masih di dalam kitab yang sama menurut Imam Ibnu Katsir raja ini adalah seorang raja punya otak yang cemerlang, gagah berani, berakal cerdas, alim, dan adil.

Sebagian orang yang pernah menghadiri acara Maulid yang diselenggarakan oleh raja al-Mudhaffar bahwa dalam acara tersebut disajikan lima ribu kepala kambing bakar, sepuluh ribu ayam, seratus kuda, seratus ribu roti, mentega dan tiga puluh ribu piring kue.

Itulah sejarah maulid nabi pada zaman nya raja Mudhaffar, dan begitu meriah nya maulid nabi pada zaman nya beliau.

Hukum merayakan Maulid Nabi

Yang pertama merayakan Maulid Nabi Saw adalah shahibul Maulid sendiri, yaitu Rosululloh Saw, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih yang diriwayatkan Imam Muslim

وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ الاِثْنَيْنِ قَالَ ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَىَّ فِيهِ

Rosululloh Saw ditanya tentang puasa pada hari Senin, maka beliau bersabda, “Itu adalah hari kelahiranku dan pada hari itu wahyu diturunkan kepadaku

Sebelum kita bahas hukum merayakan maulid dengan panjang lebar,kalau di pikir secara Akal orang yang gak suka Maulid Nabi itu, berarti orang tersebut tidak Mahabbah kepada Rosululloh Saw. Seakan-akan orang tersebut berkata, kenapa Rosululloh Saw di lahirkan..?.  yang mana orang tersebut merayakan kelahiran nya juga anak-anak nya dan juga saudranya. Tapi dia tidak suka merayakan kelahiran nya Rosululloh Saw, yang mana Rosululloh Saw lebih mulya dari nya dan juga Anak nya.

Merayakan maulid merupakan luapan kegembiraan atas terlahirnya Rosululloh Saw di dunia. Bergembira atas kelahirannya Rosululloh Saw manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh orang yang beriman, namun juga oleh non-Muslim.Di setiap hari Senin, Abu Lahab diringankan siksanya, karena ia senang atas kelahiran Nabi, bahkan Abu Lahab memerdekakan budak perempuannya, Tsuwaibah al-Aslamiyyah untuk menyusui Nabi. Dalam Shahih al-Bukhari disebutkan

قَالَ عُرْوَةُ وثُوَيْبَةُ مَوْلَاةٌ لِأَبِي لَهَبٍ كَانَ أَبُو لَهَبٍ أَعْتَقَهَا فَأَرْضَعَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا مَاتَ أَبُو لَهَبٍ أُرِيَهُ بَعْضُ أَهْلِهِ بِشَرِّ حِيبَةٍ قَالَ لَهُ مَاذَا لَقِيتَ قَالَ أَبُو لَهَبٍ لَمْ أَلْقَ بَعْدَكُمْ غَيْرَ أَنِّي سُقِيتُ فِي هَذِهِ بِعَتَاقَتِي ثُوَيْبَةَ

Urwah berkata, Tsuwaibah adalah budak Abu Lahab. Ia dimerdekakan oleh Abu Lahab, untuk kemudian menyusui Nabi. Ketika Abu Lahab meninggal, sebagian keluarganya bermimpi bahwa Abu Lahab mendapatkan siksa yang buruk. Di dalam mimpi itu, Abu Lahab ditanya. Apa yang engkau temui? Abu Lahab menjawab, aku tidak bertemu siapa-siapa, hanya aku mendapatkan keringanan di hari Senin karena aku telah memerdekakan Tsuwaibah

Hadits ini juga disebutkan oleh al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitab Fath al-Bari, al-Imam Abdur Razzaq dalam kitab Al-Mushannaf, al-Hafizh al-Baihaqi dalam kitab Al-Dalail, al-Imam Ibnu Katsir dalam kitab Al-Bidayah, al-Hafizh al-Baghawi dalam kitab Syarh Al-Sunnah, Ibnu Hisyam al-Suhaili dalam kitab al-Raudl al-Anuf, dan al-Imam al-‘Amiri dalam kitab Bahjah al-Mafahil.

Meski merupakan hadits mursal, namun hadits ini tetap dapat diterima riwayatnya, sebab al-Imam al-Bukhari sebagai pakar hadits yang otoritatif mengutipnya dalam kitab al-Shahih, demikian pula para ulama, para penghafal hadits berpegangan pada riwayat tersebut. Di sisi yang lain, hadits tersebut tidak berbicara halal-haram, namun berkaitan dengan sejarah, sehingga tetap bisa dibuat hujjah.

Al-Imam al-Suyuthi dari kalangan ulama’ Syafi’iyyah mengatakan di dalam kitab nya “al-Hawi Lil Fatawi”

هُوَ مِنَ الْبِدَعِ الْحَسَنَةِ الَّتِيْ يُثَابُ عَلَيْهَا صَاحِبُهَا لِمَا فِيْهِ مِنْ تَعْظِيْمِ قَدْرِ النَّبِيِّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ وَإِظْهَارِ الْفَرَحِ وَالْاِسْتِبْشَارِ بِمَوْلِدِهِ الشَّرِيْفِ

Perayaan maulid termasuk bid’ah yang baik, pelakunya mendapat pahala. Sebab di dalamnya terdapat sisi mengagungkan derajat Nabi Saw dan menampakan kegembiraan dengan waktu dilahirkannya Rasulullah Saw

Masih di kitab yang sama Al-Imam Al-suyuthi mengatakan

  يُسْتَحَبُّ لَنَا إِظْهَارُ الشُّكْرِ بِمَوْلِدِهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ وَالْاِجْتِمَاعُ وَإِطْعَامُ الطَّعَامِ وَنَحْوُ ذَلِكَ مِنْ وُجُوْهِ الْقُرُبَاتِ وَإِظْهَارِ الْمَسَرَّاتِ

Sunah bagi kami untuk memperlihatkan rasa syukur dengan cara memperingati maulid Rasulullah Saw, berkumpul, membagikan makanan dan beberapa hal lain dari berbagai macam bentuk ibadah dan luapan kegembiraan

Al-Imam Ibnu Taimiyyah di dalam kitab nya  Al- I’qtidla’u al-Shirati al-Mustaqim

فَتَعْظِيْمُ الْمَوْلِدِ وَاتِّخَاذُهُ مَوْسِمًا قَدْ يَفْعَلُهُ بَعْضُ النَّاسِ وَيَكُوْنُ لَهُ فِيْهِ أَجْرٌ عَظِيْمٌ لِحُسْنِ قَصْدِهِ وَتَعْظِيْمِهِ لِرَسُوْلِ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ
Mengagungkan maulid Nabi dan menjadikannya sebagai hari raya telah dilakukan oleh sebagian manusia dan mereka mendapat pahala besar atas tradisi tersebut, karena niat baiknya dan karena telah mengagungkan Rasulullah Saw

Perayaan maulid bagian dari bentuk ungkapan dan ekspresi kegembiraan serta kebanggaan kita terhadap Nabi besar Muhammad Saw.

Ungkapan kegembiraan dari sesuatu kenikmatan yang membanggakan bukanlah hal yang hina dan dilarang. Ia boleh-boleh saja bahkan dianjurkan. Apalagi hal itu dilakukan demi luapan kegembiraan dan kebanggaan terhadap satu-satunya manusia pilihan dan terbaik sepanjang sejarah.

قلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُون

Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan

Di dalam kitab i’aanah tholibin Juz III

Syekh Abu Syamah, salah seorang guru Imam An-Nawawi yang kami kutip berikut ini.

قال الإمام أبو شامة شيخ النووي ومن أحسن ما ابتدع في زماننا ما يفعل كل عام في اليوم الموافق ليوم مولده صلى الله عليه وسلم من الصدقات والمعروف وإظهار الزينة والسرور فإن ذلك مع ما فيه من الإحسان للفقراء مشعر بمحبة النبي صلى الله عليه وسلم وتعظيمه في قلب فاعل ذلك وشكر الله تعالى على ما من به من إيجاد رسول الله صلى الله عليه وسلم الذي أرسله رحمة للعالمين

Imam Abu Syamah salah seorang guru Imam An-Nawawi-mengatakan, salah satu amaliyah bid‘ah terbaik di zaman kita sekarang adalah peringatan yang diadakan setiap tahun pada hari bertepatan dengan hari kelahiran Rasulullah SAW yang diisi dengan sedekah, kebaikan, dan ekspresi keindahan serta kebahagiaan. Semua itu yang juga dibarengi dengan santunan kepada orang-orang fakir menunjukkan bentuk cinta dan takzim kepada Rasulullah SAW di batin mereka yang mengamalkannya. Semua praktik itu juga merupakan bentuk syukur kepada Allah SWT atas nikmat-Nya, yakni menciptakan Rasulullah SAW yang diutus membawa rahmat bagi segenap penghuni alam semesta.

Syekh Abu Syamah jelas menyebut peringatan maulid sebagai bentuk konkret rasa syukur umat Islam kepada Allah atas karunia-Nya yang berupa pengutusan rasul mereka. Di samping itu peringatan maulid adalah ekspresi bahagia dan cinta mereka terhadap rasul-Nya yang kemudian diwujudkan dengan praktik-praktik keislaman yang sudah diajarkan Rasulullah SAW seperti sedekah, silaturahmi, dan zikir. Sementara salah seorang ulama hadits terkemuka Syekh Ibnu Hajar Al-Asqalani menelusuri dasar hukum peringatan maulid yang ditemukannya berasal dari hadits riwayat Bukhari Muslim perihal puasa Asyura yang dilakukan umat Yahudi di Madinah sebagai peringatan atas runtuhnya kejayaan Fir‘aun dan selematnya Nabi Musa AS. Berikut ini penjelasan Syekh Ibnu Hajar Al-Asqalani.

واستنبط الحافظ ابن حجر تخريج عمل المولد على أصل ثابت في السنة وهو ما في الصحيحين أن النبي صلى الله عليه وسلم قدم المدينة فوجد اليهود يصومون يوم عاشوراء فسألهم فقالوا هو يوم أغرق الله فيه فرعون ونجى موسى ونحن نصومه شكرا فقال نحن أولى بموسى منكم وقد جوزي أبو لهب بتخفيف العذاب عنه يوم الإثنين بسبب إعتاقه ثويبة لما بشرته بولادته صلى الله عليه وسلم وأنه يخرج له من بين إصبعيه ماء يشربه كما أخبر بذلك العباس في منام رأى فيه أبا لهب ورحم الله القائل وهو حافظ الشام شمس الدين محمد بن ناصر حيث قال إذا كان هذا كافرا جاء ذمه وتبت يداه في الجحيم مخلدا أتى أنه في يوم الإثنين دائما يخفف عنه للسرور بأحمد فما الظن بالعبد الذي كان عمره بأحمد مسرورا ومات موحدا

Syekh Ibnu Hajar Al-Asqalani melacak dasar hukum (istinbathul ahkam) peringatan maulid nabi (muludan) pada sebuah hadits riwayat Bukhari dan Muslim. Riwayat itu menyebutkan ketika tiba di Kota Madinah Rasulullah SAW mendapati orang-orang Yahudi setempat berpuasa di hari Asyura. Rasulullah SAW bertanya kepada mereka terkait peristiwa yang terjadi pada hari Asyura. ‘Asyura adalah hari di mana Allah menenggelamkan Fir‘aun dan menyelamatkan Nabi Musa AS. Kami berpuasa hari Asyura ini sebagai rasa syukur,’ jawab mereka. ‘Kalau begitu kami lebih layak bersyukur atas kemenangan Nabi Musa AS dibanding kalian,’ kata Rasulullah SAW

Abu Lahab sendiri diringankan dari siksa kubur setiap hari Senin karena telah memerdekakan budaknya bernama Tsuwaybah yang membawa kabar gembira kepadanya atas kelahiran Rasulullah SAW. Dari sela kedua jari bayi itu keluar air yang kemudian diminum Abu Lahab. Hal ini diriwayatkan Sayyidina Abbas RA yang berjumpa Abu Lahab dalam mimpi. Syamsuddin Muhammad bin Nashir-semoga Allah merahmatinya-mengatakan, ‘Kalau demikian besar rahmat Allah terhadap orang kafir yang kelak kekal di neraka bahkan diabadikan dalam sebuah surat di Al-Quran dengan datangnya keringanan siksa kubur setiap hari Senin karena gembira menyambut kelahiran Rasulullah, apalagi karunia Allah terhadap orang beriman yang seumur hidupnya gembira atas kelahiran Rasulullah SAW dan mati dalam keadaan iman

Itulah sekelumit tentang penjelasan Maulid Nabi Muhammad Saw. Adapun fatwa-fatwa ulama yang mengatakan bahwa maulid nabi itu bid’ah dholalah,kita hormati aja,tapi tidak usah di ikuti apalagi mencela. Karna di dalam agama islam kita di larang mencela apalagi melaknat satu golongangan seperti perkatakaan Imam Abdulloh Al-Haddad dalam kitab Risalatul Muawanah

واحذرأن تلعن مسلما أو بهيمة أوجمادا أو شخصا بعينه وان كان كافرا إلا إن تحققت أنه مات على الكفر كفرعون وابي جهل أو علمت أن رحمة الله لا تناله بحال كإبليس

Jauhkan dirimu dari perbuatan melaknat seorang Muslim , bahkan seekor hewanpun. Jangan melaknat seorang manusia tertentu secara langsung, walaupun ia seorang kafir, kecuali bila Anda yakin bahwa ia telah mati dalam keadaan kafir sepeti Fir’aun, Abu Jahal dan sebagainya. Ataupun, yang Anda ketahui bahwa rahmat Allah tak mungkin mencapainya seperti Iblis

Wallohu A’lam Bis-shawab

Khoirur Roziq S.H

Ketua Umum Lesbumi NU Tarakan

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : NU | GP. ANSOR | PP Muslimat NU
Copyright © 2011. LESBUMI NU TARAKAN - All Rights Reserved
Dukungan MUI dan Kota Tarakan
Proudly powered by Blogger
}); //]]>