Home » » Mutiara Kalimat Hauqolah

Mutiara Kalimat Hauqolah

Written By lesbumi on Selasa, 24 Januari 2017 | 19.47

Taushiyah oleh Ust.NORMAN EFENDI,S.Pd dari Malang Jatim
MAKNA HAUQOLAH.
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata ketika menjelaskan arti ungkapan tersebut: “Maksudnya ialah tiada daya bagi kita untuk mengamalkan ketaatan kecuali dengan pertolongan Allah, dan tiada kekuatan bagi kita untuk meninggalkan maksiat melainkan dengan batuan-Nya pula.” (ad-Durr al-Mantsur, as-Suyuthi)
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud bahwasnya ia menjelaskan: “Tiada daya dari maksiat Allah kecuali dengan penjagaan-Nya, dan tiada kekuatan untuk menaati-Nya kecuali dengan bantuan-Nya.” (Syarh an-Nawawi ‘ala Shohih Muslim)
MUTIARA KEUTAMAAN HAUQOLAH
1. Dapat menghapuskan dosa.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidaklah seorang di atas muka bumi ini yang berucap la ilaha illallah, allahu akbar, subhanallah, alhamdulillah, dan la haula wa la quwwata illah billlah melainkan dosa-dosanya akan diampuni meskipun melebihi banyaknya buih di lautan.” (Shohih al-Jami’)
2. Termasuk al-baqiyatush sholihat.
Al-baqiyatush sholihat artinya amalan-amalan yang kekal lagi shalih. Tatkala ditanya tentang makna kata tersebut, Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu menjawab: “Yaitu ucapan la ilaha illallah, subhanallah, alhamdulillah, allahu akbar, dan la haula wa la quwwata illa billah.”(al-Musnad)
3. Salah satu harta simpanan di surga.
Suatu ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Abdullah bin Qois -nama dari Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu-: “Hai Abdullah bin Qois, ucapkanlah la haula wa la quwwata illa billah, sesungguhnya ia salah satu harta simpanan di surga.” (HR. Bukhari)
Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan bahwa arti harta simpanan di surga ialah pahala yang ditabung untuk di surga, dan ia merupakan pahala yang begitu berharga. (Syarh an-Nawawi ‘ala Shohih Muslim)
4. Merupakan tanaman di surga.
Pada malam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjalani peristiwa isro` mi’roj, beliau melewati nabi Ibrohim ‘alaihissalam, ia berkata: “Wahai Muhammad, perintahkan umatmu untuk memperbanyak tanaman surga.”
Beliau bertanya: “Apa itu tanaman surga?.”
Ibrohim menjawab: “Yaitu ucapan la haula wa la quwwata illa billah.” (Shohih Ibn Hibban)
5. Termasuk salah satu pintu surga.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkata kepada Qois bin Sa’ad bin Ubadah: “Maukah aku tunjukan kepadamu salah satu pintu surga?.”
Aku menjawab: “Ya, tentu saja.”
Beliau bersabda: “Yakni ucapan la haula wa la quwwata illa billah.” (ash-Shohihah)
6. Merupakan ucapan orang yang berserah diri kepada Allah.
Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata: “Siapa yang berkata bismillah sungguh ia telah mengingat Allah, siapa yang berkata alhamdulillah sungguh ia telah bersyukur kepada Allah, siapa yang berkata Allahuakbar maka ia telah mengagungkan Allah, siapa yang berkata La ilaha illaAllah maka ia telah mentauhidkan Allah, dan siapa yang berkata la haula wa laa quwwata illah billahmaka sungguh ia telah berserah diri sepenuhnya, dan kalimat itu akan menjadi harta simpanan baginya di surga.” (Fadhlu la haula wa laa quwwata illa billah, Ibnu Abdilhadi)
KANDUNGAN MAKNA AKIDAH DI DALAM HAUQOLAH
1. Hauqolah merupakan kalimat yang dipergunakan untuk memohon pertolongan kepada Allah. Maka itu alangkah berhaknya orang yang mengucapkannya mendapatkan pertolongan dan bantuan dari Allah ta’ala, serta taufiq dan inayah dari-Nya. Demikian pula, ia akan mendapatkan penjagaan dari Allah ta’ala.
Oleh karenanya, disyariatkan bagi orang yang hendak keluar rumah untuk mengucapkan kalimat ini –yakni doa, ‘bismillahi tawakkaltu ‘alallahi la haula wa laa quwwata illa billah’- agar ia mendapatkan kecukupan, perlindungan, dan petunjuk serta setan akan lari menjauh darinya. (Hadits shohih riwayat Abu Dawud,& at-Tirmidzi)
2. Kalimat ini mengandung pengakuan terhadap rububiyyah Allah azza wa jalla dan bahwasanya hanya Dia semata Maha menciptakan alam semesta, Maha mengatur semuanya, dan berbuat segala sesuatu dengan penuh hikmah di bawah kehendak-Nya. Tiada sesuatu yang terjadi dimuka bumi ini kecuali dengan izin-Nya.
3. Kalimat ini mencakup pengakuan akan nama-nama dan sifat-sifat Allah ta’ala. Orang yang mengucapkannya pasti mengakui bahwa Robb yang dimaksudkan adalah tempat bersandar yang tidak membutuhkan siapapun juga. Sebaliknya seluruh makhluk sangat membutuhkan-Nya. Selain dirinya yang begitu lemah, tiada memiliki daya dan kekuatan untuk melakukan sesuatu kecuali dengan bantuan dari-Nya.
4. Kalimat ini mengandung keimanan kepada takdir Allah ta’ala. Sebab di dalamnya terkandung sikap pasrah dan berserah diri kepada Allah semata dan keyakinan bahwa segala urusan hanya terjadi dengan izin-Nya.
PEMAHAMAN SALAH SEPUTAR HAUQOLAH
Sebagian orang menjadikan kalimat ini sebagai kalimat istirja’i (ucapan inna lillahi wa inna ilaihi roji’un). Mereka mengucapkan hauqolah ketika musibah datang menimpa sebagai bentuk keluh kesah bukan untuk bersabar.
.
Syaikh al-Utsaimin rahimahullah pernah ditanya tentang fenomena ini lalu beliau menjawab: “Sepertinya yang mereka inginkan adalah ucapan la haula wa laa quwwata illa billah, tapi salah dalam mengungkapkan. Adapun yang wajib adalah kembali kepada lafazh yang sebenarnya.”
(Abi Athoillah)

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : NU | GP. ANSOR | PP Muslimat NU
Copyright © 2011. LESBUMI NU TARAKAN - All Rights Reserved
Dukungan MUI dan Kota Tarakan
Proudly powered by Blogger
}); //]]>