Sebagai saksi sejarah Perang Dunia II, pulau Tarakan memiliki beragam peninggalan yang menunjukkan bahwa kota ini pernah menjadi titik wilayah perebutan negara - negara besar. Selain miliki kandungan minyak kualitas super yang melimpah, letak geografis yang strategis menjadi daya tarik tersendiri kala itu, di Tarakan kala itu mempunyai alat transportasi yang sangat unik, yaitu Taksi Kayu Jeep yang notabene 4WD (kendaraan dengan penggerak roda empat). Kendaraan legendaris ini akan dijadikan sarana pemikat bagi wisatawan untuk berkunjung ke kota yang kaya secara histori.
“Taksi kayu ini jaman dulu digunakan untuk perang, tetapi setelah Indonesia merdeka dijadikan sebagai angkutan umum.
Kendaraan umum dengan karoseri kayu tersebut saat ini berada di museum kota (red, Rumah Bundar). Meskipun masih bisa dioperasikan, namun taksi ini tidak bisa digunakan sembarangan. Dan kendaraan ini merupakan salah satu potensi wisata yang cukup menjanjikan. Oleh karena itu, pihak pemerintah kota akan berupaya menjadikan taksi kayu sebagai daya tarik bagi wisatawan.
Kalau jaman dulu naik taksi kayu dari seputaran Lingkas Ujung sampai ke Markoni Kelurahan Pamusian hanya Rp 1 rupiah, itu 40 tahun yang lalu. Kalau sekarang menyesuaikan,” terangnya.
Saat ini di Tarakan hanya tersisa dua taksi kayu, dan rencananya akan digandakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata domestik maupun mancanegara.Wisata kota ini akan mampu mendatangkan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat.
Selain taksi kayu, Tarakan juga memiliki peninggalan sejarah Perang Dunia II, tercatat empat negara yang melakukan aktivitas dan terlibat pertempuran tersebut, yakni Australia, Jepang, Belanda dan tentara sekutu Amerika. Dengan dikemas sedemikian rupa, kendaraan peninggalan PD II ini diyakini akan menjadi objek wisata tak ternilai.
Posting Komentar