Home » » Sanad Hadrotussyaikh KH Hasyim Asy'ari

Sanad Hadrotussyaikh KH Hasyim Asy'ari

Written By lesbumi on Minggu, 18 Desember 2016 | 19.45

KH. Hasyim Asy’ari (Pendiri NU) & Imam Abu Hasan Al Asy’ari
(Aqidah Asy’ariyyah) memiliki Sanad yang bersambung sampai Rosululloh SAW.
1. Sayyidul Wujud Insanul Kamil Nabi Muhammad Rosululloh SAW
2. Al Imam Sayyidina Ali bin Abi Thalib “Karramallaahu Wajhahu”
3. Muhammad (Putra Sayidina Ali, dari istri kedua Kaulah bin Ja’far)
4. Al Imam Wasil bin Atho’
5. Al Imam Amr bin Ubaid
6. Al Imam Ibrohim Annadhom
7. Al Imam Abu Huzail Al-Alaq
8. Al Imam Abu Hasi Adzuba’i
9. Al Imam Abu Ali Adzuba’i
10. Al Imam Abu Hasan Ala’asyariy (Pendiri Faham “AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH” ASWAJA) 234 Karangannya : Kitab Maqolatul Islamiyin, Al Ibanah, Al Risalah, Al-Luma’, dll
11. Al Imam Abu Abdillah Al Bahily
12. Al Imam Abu Bakar Al Baqilany, karangannya : Kitab At Tamhid, Al Insof, Al bayan, Al Imdad, dll.
13. Al Imam Abdul Malik Imam Haromain Al Juwainy, karangannya : Kitab Lathoiful Isaroh, As Samil, Al Irsyad, Al Arba’in, Al kafiyah, dll
14. Al Imam Hujjatul Islam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al Ghozali. Karangannya : Kitab Ihya Ulumuddin, Misyakatul Anwar, Minhajul Qowim, Minhajul Abidin dll.
15. Abdul hamid Assyeikh Irsani. Karangannya: kitab Al Milal Wannihal, Musoro’atul Fulasifah, dll.
16. Muhammad bin Umar Fakhrur Raazi, Karangannya: Kitab Tafsir Mafatihul Ghoib, Matholibul ‘Aliyah, Mabahisul Masyriqiyah, Al Mahsul Fi Ilmil Usul, dll
17. Abidin Al Izzy, karangannya: Kitab Al Mawaqit Fi Ilmil Kalam.
18. Abu Abdillah Muhammad As Sanusi, Karangannya: Kitab Al Aqidatul Kubro dll.
19. Imam Al Bajury, karangannya: Kitab Jauhar Tauhuid, dll.
20. Imam Ad Dasuqy, karangannya: Kitab Ummul Barohin, dll.
21. Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, karangannya: Kitab Sarah jurumiyah, Sarah Al Fiyah, dll.
22. Ahmad Khotib Sambas Kalimantan, Karangannya : Kitab Fathul ‘Arifin, dll.
23. Muhammad An Nawawi Banten, Karangannya :Syarah Safinatunnaja, Sarah Sulamutaufiq, dll. Yang Mayoritas Ulama Di Indonesia memakai Karangan Syeikh Nawawi Albantaniy sebagai Kitab Rujukan.
24. Syech Mahfudz At-Termasi (mursyid Hadist Budhori matan ke-23), muridnya al :– Syech Arsyad Al-Banjari – Banjarmasin– Syaikhona Kholil – Bangkalan Madura–Abdul Shomad Al-Palembangi- Palembang
25. KH. Hasyim Asy’Ari (Pendiri NU)
Sejumlah murid yang berhasil dicetak menjadi ulama besar oleh Syaikhona Kholil bangkalan adalah: Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari (Tebu Ireng Jombang), KH. Wahab Hasbullah (Tambak Beras Jombang), KH. Bisri Syansuri (Denanyar Jombang), KH As’ad Syamsul Arifin (Sukorejo Situbondo), Kiai Cholil Harun (Rembang), Kiai Ahmad Shiddiq (Jember), Kiai Hasan (Genggong Probolinggo), Kiai Zaini Mun’im (Paiton Probolinggo), Kiai Abi Sujak (Sumenep), Kiai Toha (Bata-Bata Pamekasan), Kiai Usymuni (Sumenep), Kiai Abdul Karim (Lirboyo Kediri), Kiai Munawir (Krapyak Yogyakarta), Kiai Romli Tamim (Rejoso Jombang), Kiai Abdul Majid (Bata-Bata Pamekasan).
Dari sekian santri Syaikhona Kholil pada umumnya menjadi pengasuh pesantren dan tokoh NU seperti Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari dan Kiai Wahab Hasbullah. Bahkan Presiden pertama RI Soekarno, juga pernah berguru pada Syaikhona Kholil Bangkalan. Selain berhasil mencetak para santri-santrinya menjadi kiai, Syaikhona Kholil bangkalan adalah salah satu kiai yang menjadi penentu berdirinya organisasi terbesar di Indonesia, yakni Nahdlatul Ulama yang disingkat (NU).
Dalam proses pendiriannya para kiai NU tidak sembarangan mendirikan sebuah organisasi, dalam jangka dua tahun Kiai Hasyim Asy’ari melakukan shalat istikharah (minta petunjuk kepada Allah), untuk mendirikan sebuah organisasi yang mewadahi para pengikut ajaran ahlussunnah wal jama’ah.
Meskipun yang melakukan istkharah adalah Hadratus Syaikh KH Hasyim As’ari, akan tetapi petunjuk (isyarah) tersebut tidak jatuh ketangan Kiai Hasyim Asy’ari, melainkan isyarah tersebut melalui Syaikhona Kholil Bangkalan.
Munculnya isyarah sebuah tongkat dan tasbih yang akan diberikan kepada Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari melalui perantara Kiai As’ad Syamsul Arifin, yang merupakan tanda akan berdirinya sebuah organisasi besar yakni jam’iyah Nahdlatul Ulama (NU).
Para ulama pendiri NU jelas bukan sembarang ulama. Mereka orang-orang khos yang memiliki kualitas keimanan yang luar biasa di zamannya.


Salah satu pendiri jam’iyyah Nahdlatul Ulama, KH Abdul Wahab Hasbullah, selain pendirian NU kepada kepada KH Hasyim Asy’ari, beliau meminta persetujuan waliyullah tanah Jawa, yaitu Kanjeng Sunan Ampel.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : NU | GP. ANSOR | PP Muslimat NU
Copyright © 2011. LESBUMI NU TARAKAN - All Rights Reserved
Dukungan MUI dan Kota Tarakan
Proudly powered by Blogger
}); //]]>