oleh KH Slamet Basuki
Memperingati maulid malam ini kita dengar shalawat menyanjung baginda Nabi dari sini sering kita dengar kata kata Sayyidina
Dan ada sebagian ada yang mengatakan itu bid'ah gak boleh ,
panggilan Sayyidinaa atau Maulana didepan nama Muhammad Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam, dengan alasan bahwa Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam sendiri yang menganjurkan kepada kita tanpa mengagung-agungkan dimuka nama beliau Shollallaah ‘alaih wa sallam Memang golongan ini mudah sekali membid’ahkan sesuatu amalan tanpa melihat motif makna yang dimaksud Bid’ah itu apa.
Menyebut nama Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam dengan tambahan kataSayyidina (junjungan kita) didepannya merupakan suatukeharusan bagi setiap muslim yang mencintai beliau Shollallaah ‘alaih wa sallam Sebab kata tersebut menunjukkan kemuliaan martabat dan ketinggian kedudukan beliau.
Allah Subhanahu wa ta’aala memerintahkan ummat Islam supaya menjunjung tinggi martabat Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam, menghormati dan memuliakan beliau, bahkan melarang kita memanggil atau menyebut nama beliau dengan cara sebagaimana kita menyebut nama orang diantara sesama kita.
Masa Rosulullah kita panggil broww gimana kabarnya broww yaa gak pantas
Allahu Subhanahu wa ta’aala berfirman :
كَدُعَاءِ بَعْضِكُمْ بَعْضًا ۚقَدْ يَعْلَمُ اللَّهُ الَّذِينَ يَتَسَلَّلُونَ مِنْكُمْ لِوَاذًا ۚفَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ.
“Janganlah kalian memanggil Rasul (Muhammad) seperti kalian memanggil sesama orang diantara kalian”. (QS.An-Nur : 63
Wali penyebar Islam di Indonesia ini bukan dengan pedagang bukan dengan tentara tapi ini Dengan kecerdasan intelektual dari segi arsitektur pertanian seni budaya ekonomi dsb
Ajaran para wali ini mampu melebur di Nusantara mengakomodasi kultur menjadi spiritual islami dan ini berbalik di timur tengah sana yang dari dulu hingga kini perang terus karena di sana islamisasi nya pakek pedang beda di Nusantara pendekatan nya cara cara yang indah
Para wali itu bukan pedagang itu adalah penipuan sejarah yang di buat Belanda
Jika kita meneladani kehidupan Rosulullah itu beliau sangat sederhana mungkin jika sebagai manusia sekarang hampir tidak ada yang mampu seperti Rosulullah SAW yang kadang 3 hari gak makan sampai perutnya di ganjal batu bahkan menurut siti Aisyah ra Rosulullah itu sedikit tidur dan perbanyak sholat malam,
Pernah satu ketika Abu bakar dan Umar masuk ke rumah Rasululloh SAW., dan ketika itu beliau sedang tiduran. Melihat kedatangan Abu Bakar dan Umar, beliau bangun dari tidurnya. Abu Bakar dan Umar melihat bekas tikar di pipi dan tangan beliau. “wahai Rasululloh, apakah hal ini (bekas tikar di pipi dan di tangan) tidak mengganggumu? Sedangkan raja persia dan kaisar romawi bermewah-mewahan”, tanya Abu Bakar. Kemudian Rasululloh menjawab, ”jangan berkata begitu, sesungguhnya alas tidur mereka akan mengantarkan mereka ke neraka, sedangkan alas tidurku akan mengantarkanku ke surga”.
Jadi hal yang seperti ini saja Rosulullah bangga bahkan mampu menjadikan kota Mekkah menjadi
Kota yang humanis bahkan mampu merubah peradaban dunia hingga kini Jika kita ambil hikmahnya dari pelajaran maulid ini
Dulu Rosul itu hanya sebatang kara tidak memiliki materi apapun dia bisa sukses dan jadi pemenang bahkan Rosul itu adalah pemuda yang di pinggirankan atau di marjinalkan tapi mampu mengoncang Romawi meluluhlantakkan Bizantium
Kita harus punya karakter mencotoh Rosul karena Rosul itu TIDAK BISA DI BELI / DI SUAP apapun itu bahkan dengan
tahta
wanita
jabatan
Saat Rosulullah di suruh berhenti berjuang oleh orang kafir Quraisy dengan imbalan 3 hal di atas maka Rosulullah memberi jawaban lewat abu tholib
“Wallahi, Demi Allah. Seandainya mereka meletakkan matahari di tangan kananku, dan bulan di tangan kiriku, agar aku menghentikan dakwah ini, niscaya aku tidak akan menghentikan dakwah ini hingga Allah memenangkannya atau aku binasa.”
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ
“Sebaik Baik Manusia Adalah Yang Paling Bermanfaat Bagi Orang Lain”
Hadist di atas menunjukan bahwa Rasullullah menganjurkan umat islam selalau berbuat baik terhadap orang lain dan mahluk yang lain. Hal ini menjadi indikator bagaimana menjadi mukmin yang sebenarnya. Eksistensi manusia sebenarnya ditentukan oleh kemanfataannya pada yang lain. Adakah dia berguna bagi orang lain, atau malah sebaliknya menjadi parasit buat yang lainnya.
Setiap perbuatan maka akan kembali kepada orang yang berbuat. Seperti kita Memberikan manfaat kepada orang lain, maka manfaatnya akan kembali untuk kebaikan diri kita sendiri dan juga sebaliknya.
Wallahu a’lam*
Posting Komentar