Home » » Syech Maulana Al-Magribi Salimbatu Bulungan

Syech Maulana Al-Magribi Salimbatu Bulungan

Written By lesbumi on Kamis, 10 November 2016 | 11.26


Penyebar Agama Islam di Salimbatu Bulungan adalah Wali Allah yang di kenal Syekh Maulana Al-Magribi, bernama asli Syaid Abdudurachman Al-Idrus berasal dari Sulu Filipina Selatan, dan berjasa besar dalam menyebarkan Islam pertama kali di Bulungan. almarhum Syech Syaid Abdudurachman Al-Idrus lebih dikenal dengan sebutan Al-Magribi
.
   Tatkala beliau wafat konon saat prosesi pemakaman dilaksanakan, matahari seakan enggan masuk keperaduannya, karena menghormati kesolehan almarhum yang sepanjang hidupnya hanya dipergunakan untuk beribadah dan berbuat kebaikan kepada sesama. Namun setelah warga yang ikut memakamkan pulang kerumah waktu sudah malam. Maka mulai semenjak itulah warga mengeramatkan makam Syech Syaid Abdudurachman Al-Magribi.

 Untuk menyebarkan Islam ke Bulungan, Syech Syaid Abdudurachman Al-Idrus ditemani dua murid setianya yaitu Syech Al-Juhri dan Sultan Iskandar salah satu Sultan yang berkuasa di salah satu kerajaan di Sulu Filipina Selatan yang rela meninggalkan harta, keluarga dan kekuasaan yang dimilikinya hanya semata-mata kecintaan yang tinggi kepada Allah SWT. Setelah Syech Syaid Abdududrachman Al-Idrus wafat, kedua muridnya tetap melaksanakan dakwah untuk mengajak umat islam mengikuti jejak keduanya untuk menegakkan agama Islam. Hingga akhir hayatnya Syech Al-Juhri dan Sultan Iskandar tetap bermukim di Desa Salimbatu dimana makam keduanya berdampingan dengan makam sang guru yaitu Syech Syaid Abdudurachman Al-Idrus.

   Selain itu kedatangan beliau ini pula yang menjadi sumber cerita awal mula nama desa SALIMBATU itu berasal. makam beliau terletak dihulu desa salimbatu tepatnya di pinggiran sungai dimana awal mula tempat kedatangan beliau dan tempat terjadinya fenomena alam, dimana dulunya makam beliau itu lah tempat batu yang bergetar disaat beliau pertama kali datang di desa salimbatu, dimana batu itu bergetar disaat beliau memberi salam, "assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh", dan salam itu tidak ada yang menyahut/merespon, tiba-tiba batu tempat beliau beristirahat bergetar seakan-akan menjawab salam sapaan beliau, karena masyarakat didesa salimbatu sebelumnya belum menganut agama islam,sehingga mereka gak ada yang mengerti sapaan salam dari beliau. mereka hanya terdiam dan terheran akan kedatangan beliau.

  Juru kunci makam Abdul Majid mengatakan, keberhasilan dalam menyebarkan Islam di pesisir Bulungan dan sekitarnya tidak hanya bisa menggugah hati warga. Bahkan gaungnya juga bisa memasuki ke Keraton Kesultanan, dimana kebesaran Islam ini mulai besar di Tanjung Palas ketika era almarhum Sultan Kasimuddin memerintah, dimana satu-satunya Masjid yang dibangun pada masa itu masih bisa kita saksikan sekarang. “Bahkan masih layak untuk dipergunakan sebagai tempat ibadah bagi umat muslim setempat,”
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : NU | GP. ANSOR | PP Muslimat NU
Copyright © 2011. LESBUMI NU TARAKAN - All Rights Reserved
Dukungan MUI dan Kota Tarakan
Proudly powered by Blogger
}); //]]>