Home » » Orang yang Meninggal Bisa Melihat Orang yang Masih Hidup

Orang yang Meninggal Bisa Melihat Orang yang Masih Hidup

Written By lesbumi on Minggu, 18 Desember 2016 | 07.34

Dari Sufyan, dia dari seseorang yang pernah mendengar dari Anas bin Malik ra. dia berkata, Rasulullah saw. bersabda : “ Sesungguhnya amal-amal (perbuatan) mereka yang masih hidup itu bisa diperlihatkan kepada keluarga dan ayah-ayahnya yang sudah meninggal dunia. Jika amal tersebut baik maka mereka merasa gembira dan memuji Allah swt. akan tetapi jika amal tersebut buruk, maka mereka (para mayit) berdo’a ‘Ya Allah, janganlah Engkau tutup usianya sebelum Engkau memberi petunjuk kepada mereka’ “. Kemudian, Rasulullah saw. bersabda : “ Mayit yang ada di dalam kubur itu juga bisa merasakan sakit, apabila dia disakiti sebagaimana halnya saat dia masih hidup ”.  ‘Apa yang dapat menyakiti si mayit?’ demikian beliau ditanya. Rasulullah saw. menjawab, “ Jika engkau bersengketa dengan seseorang, kemudian orang tersebut mencacimu dan mencaci kedua orang tuamu (yang sudah meninggal). Maka, si mayit yang sama sekali tidak merasa berdosa, bersengketa dan bersitegang (bermusuhan) kepada orang itu serta tidak merasa menyakiti hati tetangga, akan turut juga terkena cacian dari orang tersebut. Jadi, si mayit akan merasa disakiti hatinya jika dijelek-jelekkan (di caci-maki). Begitu juga sebaliknya, si mayit akan merasa senang hatinya jika dibagus-baguskan (di puji).” (Dinukil dari Kitab‘Ushfuriyyah)
Dalam salah satu kitab yang membahas tentang hal ini, yaitu kitab yang berjudul "Ar-Ruh" karya Ibnu Qayyim al-Jauziyyah menjelaskan banyak dalil bahwa orang yang telah meninggal dunia mengetahui jika diziarahi dan menjawab salam jika disalami. Sebuah hadits dari Nabi saw. menjelaskan : "Jika seseorang berziarah kepada makam saudaranya, dan duduk dekat pusara saudaranya itu, maka saudaranya yang telah meninggal dunia itu akan merasa tenang dan menjawab salamnya, sampai orang tadi berdiri pergi meninggalkan pemakaman".

Bahkan, di halaman-halaman berikutnya Ibnu Qayyim menjelaskan banyak pendapat sekaligus dalil bahwa perbuatan dan tindakan orang-orang yang masih hidup disiarkan secara langsung kepada kerabatnya yang telah meninggal dunia; jika mereka melihat amal keluarganya itu baik, maka mereka akan gembira dan bahagia. Namun, jika mereka melihat amal keluarganya jelek, maka mereka berusaha mendo’akannya agar Allah memberi petunjuk kepada keluarganya.
Ibnu Qayyim membagi ruh menjadi dua :
- Ruh yang disiksa
- Ruh yang bergelimang nikmat
Ruh-ruh yang disiksa, disibukkan oleh siksaan yang dialaminya sehingga tidak sempat saling bertemu atau berkunjung. Sedangkan ruh yang mendapat nikmat, dalam keadaan bebas tidak ditahan sehingga bisa ke mana saja untuk saling berkunjung, bahkan memperbincangkan masa lalu mereka saat hidup di dunia.
Lalu, apakah ruh-ruh orang yang meninggal dunia bisa bertemu dengan orang yang masih hidup?
Ibnu Qayyim berkata, bisa, yaitu melalui mediasi dunia mimpi saat orang yang masih hidup sedang tidur, saling bicara, ngobrol tentang apa saja, bahkan tentang yang terjadi di dunia, dan cerita soal ini sangat banyak sekali kita dengar. Salah satunya terjadi di zaman Nabi saw.,yaitu yang  dialami oleh sahabat-sahabat beliau.
Diriwayatkan, bahwa ada dua sahabat Nabi saw. yang saling berteman karib (akrab), yaitu Auf bin Malik dan Sha'b bin Jutsamah, keduanya membuat sebuah kesepakatan, jika salah satu dari keduanya meninggal dunia lebih dulu, maka jika bisa, yang meninggal dunia lebih dulu harus datang di mimpi yang masih hidup.
Beberapa waktu kemudian Sha'b meninggal dunia, dan dia datang ke mimpi Auf, Auf pun melihatnya di mimpi dan keduanya mulai berbincang.
"Apa yang kau alami di sana?" tanya Auf.
"Alhamdulillah, Allah mengampuni dosa-dosaku" jawab Sha'b. Hanya saja Auf melihat bercak hitam di leher Sha'b.
"Apa ini?" tanya Auf.
"Oh, ini sebab hutangku pada seorang Yahudi, 10 Dinar, belum aku bayar, tolong bayarkan hutangku, uangnya ada di kotak di rumahku, tempatnya di sudut." kata Sha'b.
"Auf, aku beri tahu kamu, bahwa semua kabar keluargaku sepeninggalku, seluruhnya sampai kepadaku, bahkan kucing kami yang barusan mati beberapa hari lalu," lanjut Sha'b menutup pertemuan itu.
Setelah itu, Auf terbangun dengan penuh keheranan, dan langsung bergegas ke rumah sahabatnya itu untuk membuktikan apakah mimpi itu benar. Setelah sampai di rumah sang sahabat, ternyata apa yang dikatakan di mimpi tadi memang benar. Uang 10 Dinar juga ditemukan di sebuah kotak di sudut rumah, dan oleh Auf diambil untuk dibayarkan pada Yahudi tadi.
Namun, Auf bertanya pada Yahudi tadi apa benar Sha'b berhutang padanya 10 Dinar dan belum sempat dibayar? Yahudi tadi membenarkan jika Sha'b berhutang padanya.
Lalu, Auf kembali ke rumah Sha'b, dan bertanya pada Istri Sha'b, apakah terjadi sesuatu di rumah ini? Istri Sha'b menjawab, tidak terjadi apa-apa, kecuali kucing yang mati beberapa hari lalu.

عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُوْرِ فَزُوْرُوْهَا فَإِنَّهَا تُزَهِّدُ فِي الدُّنْيَا وَتُذَكِّرُ الْآخِرَةَ

Dari Ibnu Mas'ud bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Aku telah melarang kalian untuk berziarah kubur, sekarang berziarahlah. Karena ia dapat menjadikan zuhud di dunia dan mengingatkan dengan akhirat." (HR. Ibnu Majah)
Dari keterangan hadits-hadits di atas dan riwayat dari sahabat Nabi saw. tersebut menjadikan bukti kuat bahwa orang yang telah meninggal dunia bisa mengetahui keadaan orang yang masih hidup terutama keluarganya. Bahkan, perintah Nabi saw. kepada umatnya untuk mengirim doa, bacaan Al-Qur’an dan ziarah kubur serta membaca salam kepada ahli kubur ketika masuk pemakaman menjadi bagian bukti kuat bahwa orang yang sudah meninggal dunia sangat mengharap doa dan bisa menjawab salam orang yang masih hidup.
Wallahu A’lam

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : NU | GP. ANSOR | PP Muslimat NU
Copyright © 2011. LESBUMI NU TARAKAN - All Rights Reserved
Dukungan MUI dan Kota Tarakan
Proudly powered by Blogger
}); //]]>