Home » » Bacaan Al-Qur'an untuk mayyit

Bacaan Al-Qur'an untuk mayyit

Written By lesbumi on Rabu, 30 November 2016 | 13.37

Nih pendapat Ulama Madzhab yg sangat "salaf" karena saking dekatnya dgn Rasulullah SAW 
dan para sahabat Beliau.....
Madzhab Syafi'iah:
Imam as-Syafi’i pernah menyatakan sendiri dlm kitabnya al-Umm:
وأحب لو قرئ عند القبر، ودعي للميت...
"Saya menyukai jika dibacakan al-Quran di kuburnya, dan juga didoakan... "(Imam Muhammad bin Idris as-Syafi'i , al-Umm, h. 1/ 322).
Hal ini diperkuat dgn pernyataan Imam An-Nawawi :
قال الشافعي رحمه الله: ويستحب أن يقرأ عنده شيء من القرآن، وإن ختموا القرآن عنده كان حسنا...
Imam Asy-Syafi’i mengatakan: "Disunnahkan membaca al-Qur’an kepada mayit 
yg telah di kubur. Jika sampai khatam al-Qur’an, maka itu lebih baik... " (Yahya bin Syaraf an-Nawawi ,Riyadhus -Shalihin, h. 295).
Madzhab Hanabilah (Hanbali) :
Abu Bakar Al-Marrudzi al-Hanbali salah seorang murid terdekat Imam Ahmad bin Hanbal pernah mendengar sendiri Imam Ahmad berkata:
قال المروذي: سمعت أحمد يقول: إذا دخلتم المقابر فاقرءوا بفاتحة الكتاب والمعوذتين، وقل هو الله أحد، واجعلوا ثواب ذلك إلى أهل المقابر؛ فإنه يصل إليهم، وكانت هكذا عادة الأنصار في التردد إلى موتاهم؛ يقرءون القرآن.
Saya (al-Marrudzi) pernah mendengar Imam Ahmad bin Hanbal berkata: "Jika kalian masuk ke kuburan, maka bacalah Surat al-Fatihah, al-Muawwidzatain dan al-Ikhlas. Lantas jadikanlah pahala bacaan itu untuk ahli kubur, maka hal itu akan sampai ke mereka. Dan inilah kebiasaan kaum Anshar ketika datang ke orang2 yg telah wafat, mereka membaca al-Qur’an..." (Mushtafa bin Saad al-Hanbali, Mathalib Ulin Nuha, h. / 935).
Syaikh Ibnu Taimiyah berkata di dalam kitab Majmu’ Al-Fatawa juz 24 halaman 367 :
وأما القراءة والصدقة وغيرهما من أعمال البر فلا نزاع بين علماء السنة والجماعة في وصول ثواب العبادات المالية كالصدقة والعتق كما يصل إليه أيضا الدعاء والاستغفار والصلاة عليه صلاة الجنازة والدعاء عند قبره. وتنازعوا في وصول الأعمال البدنية: كالصوم والصلاة والقراءة. والصواب أن الجميع يصل إليه...
"Adapun bacaan Al-Quran, sedekah dan ibadah lainnya termasuk perbuatan yg baik dan tdk ada pertentangan di kalangan ulama ahlus sunnah wal jama'ah bahwa sampainya pahala ibadah maliyah (harta) seperti sedekah dan membebaskan budak. Begitu juga dgn doa, istighfar, shalat dan doa di kuburan. Akan tetapi para ulama berbeda pendapat tentang sampai atau tdknya pahala ibadah badaniyah seperti puasa, shalat dan bacaan. Pendapat yg benar adalah semua amal ibadah itu sampai kpd mayit..."
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah (murid Ibnu Taimiyah) menyebut:
وأي فرق بين وصول ثواب الصوم الذي هو مجرد نية وإمساك بين وصول ثواب القراءة والذكر، والقائل أن أحدا من السلف لم يفعل ذلك قائل مالا علم له به...
"Apa bedanya sampainya pahala puasa dgn bacaan al-Qur’an dan dzikir. Orang yg mengatakan bahwa ulama salaf (bukan salafi) tak pernah melakukan hal itu, berarti itu perkataan orang yg tak ada ilmunya..." (Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, ar-Ruh, h. 143).
Ulama Hanbali yg lebih senior dari Ibnu Taimiyyah Al-Hanbali (w. 728 H) yaitu Ibnu Quddamah Al-Hanbali (w. 620 H) menyatakan dlm kitab Beliau Al-Mughni :
ولنا، ما ذكرناه، وأنه إجماع المسلمين؛ فإنهم في كل عصر ومصر يجتمعون ويقرءون القرآن، ويهدون ثوابه إلى موتاهم من غير نكير...
"Ijma’ kaum muslimin menyatakan bahwa di tiap waktu dan di seluruh penjuru negeri, kaum muslimin berkumpul untuk membaca al-Qur’an. Lantas pahala bacaan al-Qur’an itu mereka hadiahkan kpd orang yg telah wafat, tanpa ada yg mengingkarinya...." (Ibnu Quddamah Al-Hanbali w. 620 H, al-Mughni, h. 2/ 423).
Kesimpulan:
Kalau Ulama besar salaf tdk mengingkari hal yg demikian, lantas mengapa sebagian golongan yg kadang mengaku pengikut ulama salaf sampai berani mengharamkannya???
Wallahu a'lam
Tunjukkan lebih banyak tanggap
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : NU | GP. ANSOR | PP Muslimat NU
Copyright © 2011. LESBUMI NU TARAKAN - All Rights Reserved
Dukungan MUI dan Kota Tarakan
Proudly powered by Blogger
}); //]]>